SCHEDULLING

| Jumat, 12 April 2013


SCHEDULLING


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,  atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Schedulling”.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada Bapak Drs Sugiono, MSIE dan Bapak Drs. Bambang Munas Dwiyanto, S.E. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Operasi yang telah memberikan materi dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


Semarang,   November 2012  


Penyusun                    



           

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang......................................................................................................
Tujuan ...................................................................................................................
Manfaat...................................................................................................................
Rumusan Masalah...................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN
Isu penjadwalan  ....................................................................................................
Penjadwalan pusat kerja yang terfokus pada proses  ............................................
Pembebanan pekerjaan pada pusat kerja  ..............................................................
Pengurutan pekerjaan di pusat kerja  .....................................................................
Keterbatasan sistem pembagian berbasis aturan  ...................................................
Penjadwalan terbatas  ............................................................................................
Teori kendala  ........................................................................................................
Pusat kerja bottleneck  ...........................................................................................
Produksi berulang  .................................................................................................
Penjadwalan pada sektor jasa  ............................................................................

BAB III  PENUTUP
Simpulan................................................................................................................
Saran  ................................................................................................................
daftar pustaka






BAB I
PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG
            Dalam sebuah perusahaan dengan sistem manajemen yang baik perlua mengadakannya sebuah kegiatan penjadwalan guna mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan proses produksi agar target waktu tercapai dengan efektif dan efisien. Sebagai manajer produksi yang mengatur segala sesuatunya dalam proses produksi perlu mengadakannya sebuah perencanaan dan eksekusi atas rancangan sistem tersebut dengan baik

TUJUAN
Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi pada semester 3 dengan dosen pengampu Bapak Drs Sugiono, MSIE dan Bapak Drs. Bambang Munas Dwiyanto, S.E. Serta mempelajari berbagai sistem schedulling dalam sebuah perusahaan barang dan jasa.

MANFAAT
Mahasiswa dapat memperkaya pengetahuan dalam bidang Manajemen Operasi terutama dalam mengorganisasikan sistem schedulling agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja kelak.

RUMUSAN MASALAH
  • Isu penjadwalan
  • Penjadwalan pusat kerja yang terfokus pada proses
  • Pembebanan pekerjaan pada pusat kerja
  • Pengurutan pekerjaan di pusat kerja
  • Keterbatasan sistem pembagian berbasis aturan
  • Penjadwalan terbatas
  • Teori kendala
  • Pusat kerja bottleneck
  • Produksi berulang
  • Penjadwalan pada sektor jasa
BAB II
PEMBAHASAN

SCHEDULLING (PENJADWALAN)
            Penjadwalan merupakan salah satu dari sepuluh komponen keputusan strategi manajemen operasi.
Ø  Kepentingan Strategis Penjadwalan
·         Dengan membuat penjadwalan secara efektif, berarti perusahaan menggunakan aset secara lebih efektif dan menciptakan kapasitas yang lebih besar untuk setiap dolar yang ditanamkan, yang selanjutnya menghasilkan biaya yang lebih rendah.
·         Kapasitas tambahan dan fleksibilitas yang terkait ini menghasilkan pengiriman yang lebih cepat dan karenanya memberikan pelayanan pelanggan yang lebih baik.
·         Penjadwalan yang baik merupakan keunggulan bersaing karena berperan dalam penyerahan yang terikat.

ISU PENJADWALAN
Penjadwalan berkaitan dengan pemilihan waktu operasi, tabel berikut menggambarkan keputusan penjadwalan yang dihadapi pada lima organisasi: rumah sakit, perguruan tinggi, manufaktur, rumah makan, dan perusahaan penerbangan.
 

 ORGANISASI                                 PARA MANAJER HARUS MENJADWALKAN
Rumah Sakit Tlogorejo                       Penggunaan ruang operasi
                                                            Pendaftaran pasien
                                                            Staf perawatan, keamanan, dan perawat
                                                            Pasien rawat jalan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis          Kelas dan peralatan audiovisual
Universitas Diponegoro                      Jadwal mahasiswa dan pengajar
                                                            Kuliah bagi sarjana dan pascasarjana
Pabrik Nissin                                       Produksi barang
                                                            Pembelian material
                                                            Pekerja
                                                            Distribusi
Rumah Makan Mas Pur 3                   Koki, pramusaji, kasir
                                                            Pembelian bahan makanan
                                                            Waktu jam buka
Garuda Indonesia Airlines                  Perawatan pesawat
                                                            Jadwal keberangkatan
                                                Karyawan tiket, katering, gerbang, dan kru penerbangan
 

Penjadwalan dimulai dengan perencanaan kapasitas, yang mencangkup pengakusisian peralatan dan fasilitas. Dalam perencanaan agregat, dibuat keputusan mengenai penggunaan fasilitas, persediaan, karyawan, dan kontraktor dari luar. Kemudian jadwal induk memecah rencana agregat dan mengembangkan jadwal output keseluruhan. Kemudian jadwal jangka pendek, menerjemahkan keputusan kapasitas, perencanaan jangka menengah, dan jadwal induk ke dalam urutan pekerjaan dan penugasan karyawan, material, dan permesinan secara spesifik. Dalam makalah ini akan diuraikan isu penjadwalan barang dan jasa dalam jangka pendek (basis mingguan, harian, atau jam).  

Penjadwalan Maju dan Mundur
Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada pekerjaan tertentu, dimana terdapat banyak pekerjaan secara bersamaan bersaing untuk menggunakan sumber daya yang sama. Untuk membantu mengatasi berbagai kesulitan dalam penjadwalan, maka teknik penjadwalan dapat digolongkan sebagai berikut :
·         Penjadwalan maju (forward scheduling)
Memulai jadwal segera setelah persyaratan suatu pekerjaan diketahui. Penjadwalan maju digunakan dalam berbagai oraganisasi seperti rumah sakit, klinik, rumah makan mewah, dan produsen perkakas mesin. Dalam fasilitas seperti ini, pekerjaan dilakukan sesuai dengan pesanan pelanggan, dan biasanya diminta untuk dikirim sesegera mungkin. Penjadwalan maju pada umumnya dirancang untuk menghasilkan sebuah jadwal yang dapat dipenuhi sekalipun hal ini berarti batas waktunya tidak dapat dipenuhi. Dalam banyak kejadian, penjadwalan maju menjadi penyebab tertumpuknya barang setengah jadi.
·         Penjadwalan mundur (backward scheduling)
Dimulai dari batas waktu, dan menjadwalkan operasi yang terakhir terlebih dahulu. Kemudian urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi satu, dalam susunan terbalik. Dengan mengurangi lead time untuk setiap item, maka diperoleh waktu mulai. Bagaimana pun, sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi jadwal mungkin tidak ada. Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak lingkungan manufakur, seperti halnya lingkungan jasa yang menyajikan sebuah perjamuan atau penjadwalan operasi pembedahan. Dalam praktik sebuah kombinasi dari penjadwalan maju dan penjadwalan mundur sering digunakan untuk menemukan titik temu di antara apa yang dapat dipenuhi dan batas waktu pelanggan.

            Gangguan mesin, ketidakhadiran permasalahan mutu, kekurangan, dan faktor lain lebih membuat penjadwalan semakin rumit. Sebagai konsekuensinya, penugasan sebuah pekerjaan pada suatu tanggal tertentu tidak memastikan bahwa pekerjaan tersebut akan dilakukan sesuai jadwal yang ditugaskan tersebut. Banyak teknik khusus yang dikembangkan untuk membantu membuat jadwal yang dapat diandalkan.

Text Box:         
       Jangka panjang





        Jangka Menengah





    
         Jangka Menengah



    
                      Jangka Pendek

















Hubungan antara Perencanaan, Kapasitas, Perencanaan Agregat,
Jadwal Induk, dan Penjadwalan Jangka Pendek
Kriteria Penjadwalan
            Teknik penjadwalan yang benar tergantung kepada volume pesanan, sifat alami operasi, dan kompleksitaspekerjaan keseluruhan, demikian pula kepentingan yang ditempatkan pada setiap empat kriteria. Keempat kriteria tersebut adalah:
·         Minimalisasi waktu penyelesaian. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan waktu penyelesaian rata-rata untuk setiap pekerjaan.
·         Maksimasi utilisasi. Kriteri ini dievaluasi dengan menghitung persentase waktu digunakannya fasilitas.
·         Minimasi persediaan barang setengah jadi (work-in-process-WIP), Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah pekerjaan dalam sistem dan persediaan WIP akan tinggi. Oleh karena itu, lebih sedikit pekerjaan sistem, maka lebih rendah persediaan yang ada.
·         Minimasi waktu tunggu pelanggan. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah keterlambatan rata-rata.

Keempat kriteria diatas digunakan dalam topik penjadwalan ini, sebagaiman dalam industri, untuk mengevaluasi kinerja penjadwalan. Apalagi, pendekatan penjadwalan yang baik harus sederhana, jelas, mudah dipahami, fleksibel, dan realistis. Dengan pertimbangan ini, tujuan penjadwalan adalah untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya sedemikian rupa sehingga tujuan produksi dapat dicapai.

PENJADWALAN PUSAT KERJA TERFOKUS PADA PROSES
Yang juga dikenal sebagai job-shop atau intermittent. Merupakan fasilitas dengan variasi tinggi dan volume rendah, dan biasanya didapati pada organisasi manufaktur dan jasa. Contoh : toko pengecatan mobil, rumah makan yang menyediakan banyak menu, pembuatan furniture. Semuanya merupakan proses produksi yang dibuat sesuai pesanan. Tiap-tiap pesanan terkadang memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal bahan baku, pengolahan pesanan, persyaratan pemrosesan, waktu pengolahan dll.  Karena hal tersebut, maka penjadwalan bisa menjadi kompleks. Untuk itu, manajer memerlukan sistem perencanaan dan pengendalian produksi. Sistem ini seharusnya :


1.      Menjadwalkan pesanan yang dtang tanpa melaapaui kendala kapasitas
2.      Memerikasa ketersediaan bahan dan perkakas sebelum pelepasan sebuah pesanan ke suatu departemen.
3.      Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan
4.      Memeriksa bahan setengah jadi saat pekerjaan dilakukan
5.      Memberi umpan balik pada aktivitas pabrik dan produksi
6.      Memberi statistik efisiensi pekerjaan dan mengawasi waktu operator untuk kepentingan analisis penggajian dan distribusi tenaga kerja

Sistem penjadwalan baik manual maupun otomatis, harus akurat dan relevan. Dalam hal ini berarti sistem penjadwalan butuh sebuah database dan file perencanaan dan pengendalian.
File perencanaan terdapat 3 jenis :
·   File induk, yang berisi informasi tentang setiap komponen yang dihasilkan atau dibeli perusahaan
·   File rute, yang menunjukan aliran setiap komponen dalam perusahaan
·   File induk pusat kerja, yang berisi informasi tentang pusat kerja seperti efisiensi dan kapasitas.

File pengendalian adalah file yang menelusuri kemajuan yang sebenarnya dibandingkan dengan perencanaan untuk tiap pesanan kerja.

PEMBEBANAN PEKERJAAN PADA PUSAT KERJA
Pembebanan berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemrosesan. Manajer operasi harus menugaskan pekerjaan pada pusat kerja sedemikian rupa, sehingga biaya, waktu luang dan waktu penyelesaian tetap minimal. Pusat kerja ada 2 bentuk, yang pertama berorientasi pada kapasitas (melalui teknik pengendalian input-output) dan yang kedua, berkaitan dengan penugasan pekerjaan tertentu bagi pusat-pusat kerja (ada 2 pendekatan dalam pembebanan, yaitu diagaram Gantt dan metode penugasan).

Pengendalian Input Output
Banyak perusahaan memiliki kesulitan dalam penjadwalan karena mereka membebani proses produksi secara berlebihan. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak mengetahui kinerja pusat kerja yang sesungguhnya. Penjadwalan yang efektif bergantung pada penyesuaian jadwal dengan kinerja.
Pengendalian input-output adalah teknik yang menjadikan karyawan operasi dapat mengelola fasilitas aliran kerja dengan menelusuri pekerjaan yang ditambahkan pada sebuah pusat kerja dan pekerjaan yang telah diselesaikan. Pembebanan yang berlebihanakan menyebabkan penuhnya fasilitas dan menimbulkan masalah keterlambatan dan mutu. Jika pekerjaan tiba lebih lambat datang dibanding pekerjaan yang diproses, maka terjadi pusat kerja kekurangan pekerjaan.
Di dalam perusahaan, perusahaan sering membuat perencanaan kapasitas input dan output, tetapi perusahaan juga harus membandingkannya dengan keadaan nyata, apakah rencana itu tercapai bahkan lebih atau malah tidak tercapai. Setelah mengetahuinya, maka perusahaan bisa memutuskan apa yang harus dilakukan.
Pilihan yang tersedia bagi karyawan bagian operasi untuk mengatur fasilitas aliran kerja mencakup hal berikut :
·         Meningkatkan kinerja
·         Meningkatkan kapasitas
·         Meningkatkan atau mengurangi input dengan cara mengalihkan pekerjaan dari atau ke pusat kerja lainnya atau memproduksi lebih sedikit.

Ketika kita memproduksi barang lebih sedikit, bukan berarti kita malah tidak dapat keuntungan, tetapi justru kita mendapat keuntungan. Dengan kita produksi sedikit pelayanan pelanggan bisa meningkat karena barang yang diproduksi tepat waktu, yang kedua efisiensi meningkat dan yang ketiga mutu meningkat.

Diagram Gantt  (Gantt Chart )
Diagram Gantt merupakan alat peraga visual yang bermanfaat dalam pembebanan dan penjadwalan. Nama ini didapatkan dari Henry Gantt, yang menemukannya di akhir tahun 1800-an. Diagram Gantt menunjukan penggunaan sumber daya, seperti pusat kerja dan tenaga kerja.
            Ketika digunakan dalam pembebanan, diagram gantt menunjukan pembebanan dan waktu luang pada beberapa departemen, mesin, atau fasilitas. Diagram gantt menunjukan beban kerja dalam sistwm sedemikian rupa sehingga manajer mengetahui penyesuaian apa yang sesuai. Sebagai contoh, ketika sebuah pusat kerja dibebani secara berlebihan, maka karyawan dari pusat kerja yang memiliki beban rendah dapat dipindahkan untuk sementara agar dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja. Atau jika pekerjaan yang sedang menunggu dapat diproses pada pusat kerja yang berbeda, maka beberapa pekerjaan pada pusat kerja dengan beban tinggi dapat dipindahkan kepada pusat kerja yang memiliki beban rendah. Peralatan serba guna juga dapat dipindahkan di antara pusat kerja.
            Diagram Gantt pembebanan memiliki keterbatasan utama: diagram Gantt pembebanan tidak memperhitungkan variabilitas produksi seperti gangguan mesin yang tidak diharapkan atau kesalahan manusia yang memerlukan pengerjaan ulang. Sebagai konsekuensinya, diagram Gantt harus diperbarui secara berkala untuk memperhitungkan pekerjaan dan perkiraan waktu baru yang ditinjau kembali.
            Sebuah diagram Gantt penjadwalan digunakan untuk mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung. Diagram Gantt menandai pekerjaan yang sesuai jadwal atau yang terlalu cepat atau terlambat.

Metode Penugasan
Metode Penugasan (assignment method) mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan pada sumber daya. Contohnya adalah penugasan pekerjaan pada mesin, jontrak pada pemberi penawaran, karyawan dalam proyek, dan karyawan pemasaran pada wilayah tertentu. Tujuan yang paling sering adalah untuk meminimasi biaya total atau waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang ada. Satu karakteristik permasalahan penugasan yang penting adalah bahwa terdapat hanya satu pekerjaan (atau pekerja) yang ditugaskan untuk satu mesin (atau proyek).
            Setiap masalah penugasan menggunakan sebuah table. Angka-angka dalam table adalah waktu atau biaya yang berkaitan dengan tugas tertentu. Sebagai contoh, jika first printing and copy center memiliki tiga karyawan typesetter yang tersedia (A,B, dan C) dan tiga pekerjaan baru yang harus diselesaikan, maka mungkin tabelnya akan tampak sebagai berikut. Nilai dolar mwakili  perkiraan perusahaan akan biaya untuk menyelesaikan pekerjaan yang akan diselesaikan oleh setiap karyawan typesetter.





TYPESETTER
 
C  
 
    B
 
A
 
   PEKERJAAN       

R34                 $11                  $14                  $6
S66                  $8                   $10                  $11
T50                  $9                   $12                  $7
 
 



           


Metode penugasan mencakup penambahan dan pengurangan angka-angka yang sesuai dalam table untuk menemukan biaya peluang yang paling rendah untuk setiap tugas. Terdapat empat langkah yang ditempuh:
1.      Kurangi semua angka pada baris dengan angka terkecil yang terdapat pada baris tersebut dan kemudian, dari matriks yang dihasilkan, kurangi angka yang paling kecil dalam kolam tersebut. Langkah ini memiliki tujuan untuk mengurangi angka dalam table sehingga tampak serangkaian angka nol, yang berarti biaya peluang sama dengan nol.
2.      Gambarkan garis lurus horizontal dan vertical seminimal mungkin untuk mencoret semua ngka nol dalam table. Jika jumlah garis sama dengan jumlah baris atau jumlah kolom yang dimiliki oleh table, maka penugasan yang optimal telah ditemukan (lihat  langkah 4). Jika jumlah garis kurang dari jumlah baris atau kolom, maka lanjutkanlah pada langkah 3.
3.      Kurangi setiap angka yang tidak tercoret dalam table dengan angka terkecil yang ditemukan yang juga  tidak dicoret garis. Jangan mengubah angka yang hanya tercoret oleh satu garis. Kembali ke langkah 2dan teruskan hingga penugasan yang optimal ditemukan.
4.      Penugasan yang optimal akan selalu  berada pada nilai nol pada table. Salah satu cara yang sistematis untuk membuat sebuah penugasan yang sah adalah memilih sebuah kolom atau baris yang berisi hanya satu kotak nol. Penugasan dapat dilakukan pada kotak tersebut . dan kemudian gambarkan garis melalui kolom dan baris tersebut. Penugasan telah di buat dan lanjutkan prosedur hingga setiap orang tau mesin sudah ditugaskan pada satu pekerjaan.


PENGURUTAN PEKERJAAN DI PUSAT KERJA
Pengurutan (sequencing) menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap pusat kerja. Sebagai contoh, terdapat 10 pasien yang akan mendapatkan perawatan pada sebuah klinik medis. Dalam urutan seperti apakah mereka seharusnya diprlakukan? Haruskah pasien yang pertama dilayani adalah yang datang pertama kali ataukah pasien yang memerlukan perawatan darurat?

Aturan Prioritas untuk Membagikan Pekerjaan
Aturan prioritas (priority rule) memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan. Aturan ini terutama ditetapkan untuk fasilitas terfokus proses seperi klinik, percetakan, dan bengkel job shop. Aturan prioritas mencoba untuk meminimasi waktu penyelesaian, jumlah pekerjaan dalam sistem, keterlambatan pekerjaan, selagi memaksimasi utilisasi fasilitas.
Aturan prioritas yang paling populer adalah
·         FCFS (first come, first served): yang pertama datang, yang pertama dilayani. Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.
·         SPT (shortest processing time): waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpendek diselesaikan terlebih dahulu.
·         EDD (earliest due date): batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas waktu yang paling awal dikerjakan terlebih dahulu.
·         LPT (longest processing time): waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan yng memiliki waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat penting dan diutamakan terlebih dahulu.
Contoh:
Lima pekerjaan yang berkaitan dengan tugas arsitektur  menunggu untuk ditugaskan. Waktu pengerjaan (pemrosesan) dan batas waktunya diberikan dalam tabel berikut. Urutan pengerjaan sesuai dengan aturan (1) FCFS, (2) SPT, (3) EDD, dan (4) LPT akan ditetapkan. Pekerjaan ditandai dengan huruf sesuai dengan urutan kedatangan mereka.





PEKERJAAN
WAKTU PEMROSESAN (HARI)
BATAS WAKTU PEKERJAAN (HARI)
A
6
8
B
2
6
C
8
18
D
3
15
E
9
23

1.      Urutan FCFS diperlihatkan  dalam tabel berikut, yaitu A-B-C-D-E. “Aliran waktu” dalam sistem untuk urutan ini menghitung waktu yang dhabiskan oleh setiap pekerjaan untuk menunggu ditambah dengan waktu pengerjaannya.
UTRUTAN PEKERJAAN
WAKTU PEMROSESAN
ALIRAN WAKTU
BATAS WAKTU PEKERJAAN
KETERLAM-BATAN
A
6
6
8
0
B
2
8
6
2
C
8
16
18
0
D
3
19
15
4
E
9
28
23
5

28
77

11

Aturan FCFS menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut:
a.       Waktu penyelesaian rata-rata =
=  = 15,4 hari
b.      Utilisasi =
 =  = 36,4 %
c.       Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem =
     =  = 2,75 pekerjaan
d.      Keterlambatan pekerjaan rata-rata =
       =  = 2,2 hari
2.      Urutan SPT diperlihatkan  dalam tabel berikut, yaitu B-D-A-C-E. Urutan dibuat berdasarkan waktu pemrosesan, dengan prioritas tertinggi diberikan kepada pekerjaan yang paling pendek.

URUTAN PEKERJAAN
WAKTU PEMROSESAN
ALIRAN WAKTU
BATAS WAKTU PEKERJAAN
KETERLAM-BATAN
B
2
2
6
0
D
3
5
15
0
A
6
11
8
3
C
8
19
18
1
E
9
28
23
5

28
65

9

Aturan SPT menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut:
a.       Waktu penyelesaian rata-rata =  = 13 hari
b.      Utilisasi =  = 43,1 %
c.       Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem =  = 2,32 pekerjaan
d.      Keterlambatan pekerjaan rata-rata =  = 1,8 hari
3.      Urutan EDD diperlihatkan  dalam tabel berikut, yaitu B-A-D-C-E. Pekerjaan diurutkan berdasarkan batas waktu yang paling awal terlebih dahulu.



URUTAN PEKERJAAN
WAKTU PEMROSESAN
ALIRAN WAKTU
BATAS WAKTU PEKERJAAN
KETERLAM-BATAN
B
2
2
6
0
A
6
8
8
0
D
3
11
15
0
C
8
19
18
1
E
9
28
23
5


68

6

Aturan EDD menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut:
a.       Waktu penyelesaian rata-rata =  = 13,6 hari
b.      Utilisasi =  = 41,2%
c.       Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem =  = 2,43 pekerjaan
d.      Keterlambatan pekerjaan rata-rata =  = 1,2 hari
4.      Urutan LPT diperlihatkan  dalam tabel berikut, yaitu E-C-A-D-B.
URUTAN PEKERJAAN
WAKTU PEMROSESAN
ALIRAN WAKTU
BATAS WAKTU PEKERJAAN
KETERLAM-BATAN
E
9
9
23
0
C
8
17
18
0
A
6
23
8
15
D
3
26
15
11
B
2
28
6
22

28
103

48

Aturan LPT menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut:
a.       Waktu penyelesaian rata-rata =  = 20,6 hari
b.      Utilisasi =  = 27,2%
c.       Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem =  = 3,68 pekerjaan
d.      Keterlambatan pekerjaan rata-rata =  = 9,6 hari

Hasil dari keempat aturan ini diringkas dalam tabel berikut:
ATURAN
WAKTU PENYELESAIAN RATA-RATA (HARI)
UTILISASI (%)
JUMLAH PEKERJAAN RATA-RATA DALAM SISTEM
KETERLAM-BATAN RATA-RATA (HARI)
FCFS
15,4
36,4
2,75
2,2
SPT
13,0
43,1
2,32
1,8
EDD
13,6
41,2
2,43
1,2
LPT
20,6
27,2
3,68
9,6

LPT merupakan urutan yang paling tidak efektif.. SPT unggul dalam tiga pengukuran, sementara EDD unggul dalam keterlambatan rata-rata. Hal ini merupakan kenyataan yang sesungguhnya dalam duia nyata. Tidak ada satupun aturan pengukuran pun yang selalu unggul dalam semua kritaria. Pengalaman menunjukkan hal berikut:
·         SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimasi aliran pekerjaan dan meminimasi jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahan utamanya adalah pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat secara terus-menerus tidak dikerjakan,karena pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan pendek selalu didahulukan.
·         FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria. Namun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan, suatu hal yang sangat penting dalam sistem jasa.
·         EDD meminimasi keterlambatan maksimal. Secara umum, EDD bekerja baik ketika keterlambatan menjadi sebuah isu.



Rasio Kritis
Rasio kritis (critical ratio – CR) adalah sebuah aturan pengurutan yang merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa hingga batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa. Berlawanan dengan aturan prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbarui. Rasio kritis cenderung memiliki kinerja yang lebih baik daripada FCFS, SPT, EDD, atau LPT pada criteria keterlambatan pekerjaan rata-rata.
Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati jadwal. Sebuah pekerjaan dengan rasio kritis yang rendah (kurang dari 1,0) berarti terlambat dari jadwal. Jika rasio kritis tepat 1,0 berarti pekerjaan sesuai dengan jadwal. Rasio kritis yang lebih besar dari 1,0 berarti pekerjaan mendahului jadwal dan memiliki waktu luang.
Rumus rasio kritis:
CR  =      Waktu yang tersisa                 =   Batas waktu – Tanggal sekarang
            Hari kerja yang tersisa Waktu penjualan yang tersisa


Pada kebanyakan sistem penjadwalan produksi, aturan rasio kritis dapat membantu untuk melaksanakan hal berikut:
·         Menentukan status pekerjaan tertentu.
·         Menetapkan prioritas relative di antara pekerjaan pesanan dengan dasar kesamaan.
·         Menghubungkan persediaan dan pekerjaan pesanan dengandasar kesamaan.
·         Menyesuaikan prioritas (dan memperbaiki jadwal) secara otomatis atas adanya perubahan permintaan dan status kemajuan pekerjaan.
·         Menelusuri kemajuan pekerjaan secara dinamis.

Mengurutkan Sejumlah N Pekerjaan pada Dua Mesin: Aturan Johnson
Aturan Johnson adalah sebuah pendekatan yang meminimasi waktu pemrosesan untuk mengurutkan sekumpulan pekerjaan melalui dua pusat kerja selagi meminimasi waktu luang total dalam pusat kerja.



Aturan Johnson mencakup empat langkah:
1.      Semua pekerjaan dimasukkan dalam sebuah daftar, berikut waktu yng dibutuhkan pada setiap mesin.
2.      Pilih pekerjaan dengan waktu aktivitas terpendek. Jika waktu terpendek ada pada mesin pertama, maka pekerjaan tersebut dijadwalkan pertama kali. Jika wakru terpendekberada pada mesin kedua, maka jadwalkan pekerjaan tersebut terakhir. Jika terdapat waktu aktivitas seri maka dapat dipilih salah satunya.
3.      Setelah sebuah pekerjaan dijadwalkan, maka hilangkan pekerjaan tersebut dari daftar.
4.      Terapkan langkah 2 dan 3 pada pekerjaan yang tersisa, dan bekerja hingga ke tengah urutan jadwal.

KETERBATASAN SISTEM PEMBAGIAN BERBASIS ATURAN
Teknik penjadwalan yang baru saja dibahas adalah merupakan teknik berdasarkan pada aturan tertentu, tetapi sistem berbasis aturan memiliki keterbatasan. Di antaranya adalah:
·         Penjadwalan bersifat dinamis; karena itu, aturan perlu ditinjau kembali untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi pada proses, peralatan, bauran produk, dan lainnya.
·         Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir, adanya sumber daya yang luang dan bottleneck pada departemen lain mungkin tidak dikenali.
·         Aturan tidak melihat yang lain di luar batas waktu.
Terlepas dari adanya keterbatasan ini, pada penjadwal sering menggunakan aturan pengurutan seperti SPT, EDD, atau CR. Mereka menerapkan metode ini secara berkala pada setiap pusat kerja dan kemudian pada penjadwal memodifikasi urutan untuk mengatasi variable dunia nyata yang sangat banyak. Mereka dapat melakukan hal ini dengan perhitungan menggunakan tangan atau dengan software penjadwalan terbatas

PENJADWALAN TERBATAS
Saat ini penjadwalan jangka pendek menjadi terintegrasi dangan penjadwalan terbatas. Penjadwalan terbatas (finite scheduling) mengatasi kelemahan dari sistem berdasarkan aturan, dengan cara menyajikan penjadwal dengan proses penghitungan yang interaktif secara grafis. Jadwal terbatas ditandai oleh kemampuan penjadwal untuk mengubah jadwal berdasarkan informasi terkini. Jadwal ini sering ditunjukkan dalam bentuk diagram Gantt. Penjadwal memiliki fleksibilitas untuk menangani situasi apapun, termasuk perubahan urutan, pekerja, atau mesin.
 Penjadwalan terbatas membolehkan pengiriman yang diperlukan untuk menyeimbangkan efisiensi berdasarkan pada kondisi hari ini dan urutan hari ini, bukan berdasarkan pada aturan tertentu. Banyak program komputer penjadwalan terbatas menawarkan sumber daya yang memiliki fitur keterbatasan, seperi serangkaian aturan, dan aturan kemampuan penjadwal untuk bekerja secara interaktif dengan sistem penjadwalan untuk menciptakan jadwal yang realistis. Sistem ini juga dapat dikombinasikan dengan “sistem pakar” dan teknik simulasi, serta menjadikan penjadwal dapat menentukan biaya bagi beragam pilihan. Penjadwalan terbatas menyerahkan kepada penjadwal untuk menentukan apa yang menjadikan sebuah jadwal yang “baik.”
Terdapat sekitar 100 paket software penjadwalan terbatas yang berbeda pada persahaan manufaktur seperti Preactor, Asprova, dan Jobplan. Paket ini sekarang digunakan lebih dari 60% dari seluruh manufaktur di AS. Bagaimana pun, tidak semua sistem berhasil. Pabrik yang menggunakan sistem penjadwalan terbatas terintegrasi dengan input elektronik, dan menghasilkan jadwal secara harian (dan bukan mingguan) mendapatkan keuntungan yang lebih dari utilisasi software ini daripada perusahaan lain.

TEORI KENDALA
Manajer perlu mengidentifikasi operasi yang menjadi kendala output karena throuhput-lah-- yaitu unit yang diproses melalui fasilitas dan terjual—yang membuat perbedaan. Hal ini telah mendorong penggunaan istilah teori kendala. Teori kendala (theory of constraint-TOC) adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan segala sesuatu yang membatasi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Kendala dapat berupa kendala fisik (seperti ketersediaan karyawan, proses, bahan baku, atau persediaan) atau nonfissik (seperti prosedur, moril, pelatihan). Mengenali dan mengelola kendala dilakukan melalui proses lima langkah, yang merupakan dasar teori kendala :
Langkah 1 :   Identifikasi
Langkah 2  :  Buat rencana untuk mengatasi kendala yang telah diidentifikasi
Langkah 3  :  Pusatkan perhatian pada sumber daya untuk menyelesaikan langkah 2
Langkah 4  :  Kurangi efek kendala dengan cara mengurangi beban pekerjaan atau dengan mengembangkan kemampuan. Pastikan bahwa semua kendala dikenali oleh semua yang memiliki dampak pada kendala tersebut.
Langkah 5  :  Setelah satu kendala dapat diatasi, kembali ke langkah 1 dan identifikasi kendala baru. 

PUSAT KERJA BOTTLENECK
            Pusat kerja bottleneck adalah kendala yang membatasi output produksi. Bottleneck memiliki kapasitas yang lebih sedikit dibandingkan dengan pusat kerja sebelum atau berikutnya. Mereka menghambat throuhput. Bottleneck adalah sebuah kejadian umum, karena bahkan sistem yang dirancang dengan baik pun, jarang seimbang dalam waktu lama. Mengubah produk, bauran produk, dan volume sering menciptakan dan menggeser bottleneck. Sebagai konsekuensi, pusat kerja bottleneck terjadi pada hampir semua fasilitas terfokus-proses, mulai dari rumah sakit dan rumah makan hingga manufaktur. Para manajer operasi yang sukses menghadapi sejumlah bottleneck dengan cara meningkatkan kapasitas bottleneck, mengubah rute pekerjaan, mengubah ukuran lot, mengubah urutan pekerjaan, atau membolehkan adanya waktu luang pada stasiun-stasiun kerja lain. Banyak penelitian telah dilakukan pada permasalahan bottleneck.
Untuk meningkatkan througput, kendala bottleneck harus dimaksimalkan oleh manajemen yang imajinatif, karyawan yang dilatih dengan baik, dan proses yang terawat dengan baik. Tersedia beberapa teknik untuk menghadapi bottleneck. Termasuk diantaranya :
·         Terus meningkatkan kapasitas kendala. Hal ini mungkin membutuhkan penanaman modal atau lebih banyak orang dan membutuhkan waktu beberapa saat untuk diterapkan
·         Memastikan bahwa karyawan yang dilatih bersilang dan karyawan yang dilatih dengan baik tersedia untuk mengoperasikan dan memelihara pusat kerja yang menyebabkan terjadinya kendala
·         Membuat rute, prosedur pemrosesan, atau subkontraktor alternatif
·         Memindahkan pemeriksaan dan pengujian pada sebuah lokasi, tepat sebelum bottleneck. Pendekatan ini memiliki kelebihan dalam menolak cacat potensial sebelum mereka masuk ke bottleneck.
·         Menjadwalkan throughput untuk menyesuaikan kapasitas bottleneck. Hal ini dapat berarti menjadwalkan lebih sedikit pekerjaan di pusat kerja.



PRODUKSI BERULANG
            Produsen berulang membuat produk standar dengan menggunakan modul. Produsen berulang ingin memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi investasi persediaan, mengurangi ukuran batch (lot), serta memanfaatkan peralatan dan proses. Cara mencapai tujuan ini adalah dengan beralih kepada jadwal penggunaan bahan secara bertingkat. Peningkatan material bertingkat (level material use) artinya menggunakan lot yang lebih sering, bermutu lebih tinggi, dan berukuran lebih kecil, yang berperan untuk produksi just-in-time. Hal ini dilakukan oleh produsen kelas dunia seperti Harley-Davidson dan John Deere. Kelebihan penggunaan material secara bertingkat adalah:
·         Mengurangi tingkat persediaan, yang membebaskan modal untuk penggunaan yang lain
·         Mempercepat throughput produksi (yaitu, lead time yang lebih pendek)
·         Memperbaiki mutu komponen dan karenanya meningkatkan mutu produk
·         Mengurangi kebutuhan luas lantai
·         Meningkatkan komunikasi antar-karyawan sebab mereka menjadi semakin berdekatan (yang dapat mengakibatkan kerja sama kelompok dan esprit de corps)
·         Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tidak “menyembunyikan” permasalahan.

Anggap sebuah produsen berulang menjalankan batch bulanan yang berukuran besar. Dengan menggunakan jadwal penggunaan material bertingkat, manajemen akan dapat memendekkan siklus bulanan menjadi mingguan, harian, bahkan siklus per-jam.

PENJADWALAN PADA SEKTOR  JASA
Menjadwalkan system jasa berbeda dengan menjadwalkan system manufaktur dalam beberapa hal. Pertama, pada manufaktur, penekanan penjadwalan adalah pada material; dalam jasa, adalah pada susunan kepegawaian. Kedua, system jasa jarang menyimpan persediaan. Ketiga, jasa padat karya, dan permintaan tenaga kerja sangat bervariasi.
System jasa berusaha menyesuaikan permintaan pelanggan yg berubah-ubah dengan kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut. Pada usaha bisnis tertentu, seperti kantor pengacara dan dokter, jadwal ditentukan dengan system pendaftaran. Pada toko eceran, kantor pos, atau rumah makan cepat saji, aturan first-come, first-served dirasa memadai untuk melayani pelanggan. Penjadwalan dalam bisnis ini ditangani dengan cara menambah pekerja tambahan, sering kali dengan menggunakan pekerja paruh waktu, untuk membantu selama periode sibuk. System pemesanan  bekerja dengan baik pada agen penyewaan mobil,hotel, dan beberapa rumah makan sebagai alat untuk mengurani masa tunggu pelanggan dan menghindarkan kekecewaan karena pelayanan tidak dapat dipenuhi.

Rumah Sakit. Rumah sakit merupakan  contoh dari fasilitas pelayanan yang mungkin menggunkan system penjadwalan serumit yang ada di FCFS untuk merawat pasien yang berada  dalam kondisi darurat. Bagaimanapun, mereka menjadwalkan produk (seperti pembedahan) seperti halnya sebuah pabrik, sungguhpun persediaan barang jadi tidak dapat dipertahankan dan kapasitas harus dapat memenuhi variasi permintaan yang luas.

Bank. Pelatihan bersilang tenaga kerja dalam bank menjadikan pegawai dibagian pinjaman dan para manajer lain dapat menyediakan bantuan jangka pendek pada kasir juka dibutuhkan. Bank juga mempekerjakan karyawan paruh waktu untuk memenuhi kapasitas yang bervariasi.

Perusahaan Penerbangan. Perusahaan penerbangan menghadapi dua kendala dalam penjadwalan awak kapal terbang: 1. Pembatasan waktu kerja yang ditetapkan oleh FAA dan 2. Kontrak serikat pekerja yang menjamin kru dibayar selama beberapa per hari atau pada setiap perjalanan. Penjadwalan perusahaan penerbangan haeus membuat jadwal kru yang memenuhi atau melebihi jaminan pembayaran kru. Penjadwalan juga harus menggunakan sumber daya mahal mereka yang lain secara efisien, yaitu pesawat terbang. Jadwal ini biasanya dibuat dengan menggunakan model pemrograman liniear.

Operasi 24/7. Jalur telpon gawat darurat, departemn kepolisian dan kebakaran, operator telepon, dan bisnis pesanan per pos (seperti L.L. Bean) menjadwalkan karyawan selama 24 jam sehari, 7hari seminggu. Untuk memberikan fleksibilitas bagi pihak manajemen dalam menyusun pegawai, terkadang karyawan paruh waktu dipekerjakan. Hal ini bermanfaat (dalam menggunkan shift panjang atau menyesuaikan pembebanan kerja yang terantisipasi) dan juga menyulitkan (karena  terdapat sejumlah besar alternative mungkin dari segi hari libur, waktu makan siang, waktu istirahat, dan waktu awal bekerja). Kebanyakan perusahaan menggunakan system penjadwalan terkomputerisasi untuk mengatasi kerumitan ini.

Penjadwalan Karyawan Jasa dengan Penjadwalan Berkala
Terdapat sejumlah teknik dan algoritma untuk menjadwalkan karyawan di sector jasa seperti perawat, karyawan restoran, kasir, dan karyawan administrasi toko eceran. Pada manajer, yang dapat menghabiskan waktu selama 20 jam per bulan untuk menjadwalkan karyawan, sering mempertimbangkan sebuah periode perencanaan yang panjang (misalnya , 6 minggu). Kemudian mereka mencoba untuk menetapkan sebuah jadwal yang efisien dan tepat waktu yang menjaga karyawan tetap senang. Walaupun terdapat beberapa jalan untuk menghadapi masalah ini, salah satu pendekatan yang dapat bekerja tetapi yang juga sederhana adalah penjadwalan berkala (cyclical scheduling).
Ø  Penjadwalan berkala memiliki tujuh langkah :
1.      Rencana sebuah jadwal yang adil bagi bagi setiap orang yang dijadwalkan.
2.      Tentukan berapa shift paling sedikit yang diinginkan yang harus ada pada setiap minggu.
3.      Mulai jadwal untuk saru orang karyawan dengan menjadwalkan hari libur di sepanjang siklus perencanaan (rata-rata 2hari per minggu)
4.      Tentukan hari libur untuk karyawan pertama tersebut dengan menggunkan langkah 2. Ini merupakan sebuah contoh dari jadwal seorang karyawan selama 42 hari, dimana X adalah hari libur, D adalah shift siang, dan E adalah shift malam hari :
M
Sn
Sl
R
K
J
Sb
X
X
E
E
E
E
E

M
Sn
Sl
R
K
J
Sb
E
E
E
E
E
X
X
      
M
Sn
Sl
R
K
J
Sb
D
D
X
X
D
E
X
              

M
Sn
Sl
R
K
J
Sn
X
D
X
D
D
D
D



M
Sn
Sl
R
K
J
Sn
D
E
D
D
X
X
E
M
Sn
Sl
R
K
J
Sn
X
E
E
E
E
E
X




Ket:
M: minggu, Sn: senin, Sl: selasa, R: rabu, K:kamis,  J:jumat, Sb: sabtu

5.      Ulangi pola berikut untuk setiap karyawan yang lain, tetapi berlaku offset 1 minggu dari karyawan yang sebelumnya.
6.      Izinkan setiap karyawan untuk memiliki “slot” atau “garis”-nya sendiri sesuai senioritas.
7.      Amanatkan bahwa semua perubahan dari jadwal yang telah ditentukan, hanyalah diantara karyawan yang ingin bertukar jadwal.

Dengan menggunakan pendekatan ini di Colorado General Hospital, kepala perawat dapat menghemat rata-rata 10 hingga 15 jam perbulan dan mendapati keuntungan berikut : 1. Tidak diperlukan computer 2. Perawat senang dengan jadwal yang ada 3. Siklus dapat diubah pada musim yang berbeda (untuk mengakomodasi para penggemar ski) dan 4. Perekrutan lebih mudah karena jadwal dapat diprediksikan dan fleksibel.




















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Penjadwalan (Schedulling) berusaha untuk mengorganisasikan urutan berbagai kegiatan pekerjaan agar tetap terintegrasi satu sama lain sehingga menimbulkan satu kesatuan yang utuh dalam proses penyediaan barang dan jasa.

B.     Saran
Penjadwalan digunakan pada setiap perusahaan, tetapi penjadwalan yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis produk yang diproduksi. Penjadawalan tergantung pada keputusan manajer di setiap perusahaan.



















DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay dan Barry Render. 2004. Operations Management. Jakarta: Salemba 4.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲