ORIENTASI
Memberikan Orientasi Kepada Karyawan
Orientasi
adalah aktivitas pengenalan individu terhadap organisasi, penyediaan landasan
bagi karyawan baru agar mulai berfungsi secara efektif dan menyenangkan di
pekerjaan yang baru.
Jenis-jenis
kegiatan dalam orientasi dapat berupa :menjelaskan jam kerja
dan hari libur, memperkenalkan karyawan baru dengan penyelia, penyelia akan
menjelaskan sifat dari pekerjaan yang sebenarnya, memperkenalkan karyawan baru
dengan para koleganya, memperkenalkan karyawan baru untuk mengenal tempat
kerjanya, dan membantu mengurangi kegugupan pada hari pertama bekerja, àbuku panduan karyawan, baik yang tercetak maupun yang berbasis internet.
Tetapi
lebih dari itu, orientasi membuat karyawan baru merasa
diterima, betah dan menjadi bagian dari kelompok, dengan kata lain membuat
calon karyawan baru merasa menjadi bahagian produktif dari tim sesegera mungkin. Orientasi memegang peranan yang sangat penting, tanpa informasi dasar
tentang hal-hal seperti : peraturan dan
kebijakan perusahaan, maka karyawan baru dapat melakukan kesalahan dalam
waktu yang lama, atau bahkan kesalahan yang berbahaya à sehingga prestasi mereka dan prestasi perusahaan akan menurun.
Ada tiga masalah khusus yang
dihadapi oleh karyawan baru, yaitu :
·
Masalah dalam memasuki sebuah kelompok, Karyawan
baru bertanya-tanya apakah dia akan
(1)
diterima oleh anggota kelompok lainnya,
(2)
disukai,
(3)
aman-yaitu bebas dari gangguan fisik dan psikologis.
Masalah
ini haruslah dipecahkan sebelum dia merasa nyaman dan produktif di lingkungan
baru.
·
Harapan yang naif. Organisasi lebih mudah
menyampaikan informasi faktual mengenai gaji dan tunjangan, liburan, dan
kebijakan perusahaan daripada norma karyawan (peraturan atau pedoman perihal
perilaku yang dapat diterima). Kalangan karyawan harus diberitahu mengenai
hal-hal tadi .
·
Lingkungan kerja yang pertama kalinya.
Apakah lingkungan baru membantu atau mengambat karyawan baru untuk mencoba
menanjak ke atas ? Dapatkah kolega-kolega kerja diharapkan mensosialisasikan karyawan
baru terhadap standar pekerjaan yang dikehendaki ? Bagaimana dan mengapa
penugasan pekerjaan pertama dipilih ? Apakah jelas bagi karyawan baru yang
dapat diharapkannya agar keluar dari hal-hal tersebut ?
Tipe Orientasi
§ Induksi, yaitu tahap awal karyawan baru mempelajari apa
yang akan dilakukan, dimana tempat meminta bantuan, apa peraturan, kebijakan,
dan prosedur yang penting, dan seterusnya.
Dalam aktivitas ini karyawan
baru biasanya mempelajari hal-hal berikut:
1.
Sejarah organisasi
2.
Deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan organisasi
3.
Struktur, otoritas, dan hubungan tanggung jawab di
dalam organisasi
4.
Hukum, peraturan, dan kebijakan menyangkut
keselamatan kerja, jam makan siang, dan metode komunikasi formal
5.
Kebijakan sumber daya manusia yang meliputi
kompensasi, tunjangan, dan jasa karyawan lainnya.
6.
Menjumpai rekan-rekan karyawan lain secepatnya
§
Sosialisasi, adalah proses yang berjangka
panjang dimana karyawan baru mempelajari norma sistem nilai dan pola perilaku
yang diharuskan organisasi dan kelompok.
Tujuan umum sosialisasi
meliputi 3 aspek:
1.
Penguasaan keahlian dan kemampuan kerja
2.
Penerapan perilaku peran yang tepat
3.
Penyesuaian terhadap norma dan nilai-nilai kelompok
kerja
PELATIHAN
Pelatihan adalah proses mengajar
keterampilan yang dibutuhkan karyawan baru untuk melakukan
pekerjaannya.Pelatihan mengacu kepada metode yang digunakan untuk memberikan
karyawan baru atau yang ada saat ini dengan keterampilan yang mereka butuhkan
untuk melakukan pekerjaan dengan berhasil.
Tujuan Pelatihan
Menurut
pasal undang-undang ketenagakerjaan tahun 2003, pelatihan kerja diselenggarakan
dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja
guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan.
Tujuan-tujuan pelatihan pada intinya dapat
dikelompokkan dalam:
·
Memperbaiki kinerja
·
Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi
·
Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam
pekerjaan
·
Membantu memecahkan masalah operasional
·
Mempersiapkan karyawan untuk promosi
·
Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi
·
Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi
Manfaat pelatihan
Pelatihan
mempunyai andil besar dalam menentukan efektivitas dan efisiensi organisasi.
Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan
adalah:
·
Meningkatkan kuantitas dan produktivitas
·
Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar
kinerja yang dapat diterima
·
Membentuk sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih menguntungkan
·
Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia
·
Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja
·
Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka
Jenis Pelatihan
Terdapat
banyak pendekatan untuk pelatihan. Jenis-jenis pelatihan yang dapat
diselenggarakan di dalam organisasi antara lain:
·
Pelatihan Keahlian, merupakan pelatihan yang sering dijumpai didalam
organisasi. Program pelatihannya relative sederhana: kebutuhan atau kekurangan
di identifikasi melalui penilaian yang jeli.
·
Pelatihan Ulang, subset pelatihan keahlian. Pelatihan ulang berupaya
memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk
menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah.
·
Pelatihan Lintas Fungsional, melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan
aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dari pekerjaan yang ditugaskan.
·
Pelatihan Tim, tim adalah sekelompok individu yang bekerja sama demi
tujuan bersama. Tujuan bersama inilah yang sesungguhnya menentukan sebuah tim,
dan seandainyaanggota tim mempunyai tujuan-tujuan yang bertentangan atau
konflik, efisiensi seluruh unit dapat terganggu.
·
Pelatihan Kreativitas, ada beberapa cara untuk mengajarkan kreativitas,
yang semuanya berusaha membantu orang-orang dalam memecahkan masalah dengan
kiat baru. Salah satu ancangan yang lazim diterapkan adalah brainstorming, dimana para partisipan
diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin.
Strategi Pelatihan
Dahulu pelatihan hanya menekankan pada keterampilan teknis, Saat ini pelatihan juga berperan penting dalam proses manajemen kinerja.
Di Amerika serangan pada WTC dan Pentagon, telah memicu perubahan dalam isi program pelatihan.
1. Banyak perusahaan mulai mengganti pola pelatihan berdasarkan Web dan jarak jauh, dan secara signifikan mengurangi waktu perjalanan baik peserta maupun pelatih.
2. Banyak perusahaan mengubah pola pelatihannya berdasarkan keberagaman lintas budaya.
3. Banyak perusahaan memulai program baru untuk manajemen stress dan keamanan.
Dahulu pelatihan hanya menekankan pada keterampilan teknis, Saat ini pelatihan juga berperan penting dalam proses manajemen kinerja.
Di Amerika serangan pada WTC dan Pentagon, telah memicu perubahan dalam isi program pelatihan.
1. Banyak perusahaan mulai mengganti pola pelatihan berdasarkan Web dan jarak jauh, dan secara signifikan mengurangi waktu perjalanan baik peserta maupun pelatih.
2. Banyak perusahaan mengubah pola pelatihannya berdasarkan keberagaman lintas budaya.
3. Banyak perusahaan memulai program baru untuk manajemen stress dan keamanan.
Model Sistem untuk Pelatihan
Tahap penilaian
|
Tahap penilaian kebutuhan dan sumber
daya untuk pelatihan
|
Mengidentifikasi sasaran pelatihan
|
Membandingkan hasil pelatihan dengan
kriteria yang digunakan
|
Memilih teknik pelatiahn dan prinsip
proses pembelajaran
|
Pretest terhadap para petatar
|
Menyusun kriteria
|
Melaksanakan pelatihan
|
Memantau pelatihan
|
Tahap pelatihan dan pengembangan
|
Tahap evaluasi
|
Lima Langkah Proses Pelatihan
Dan Pengembangan
Program
pelatihan terdiri dari 5 langkah :
- Analisis kebutuhan, yaitu mengetahui
keterampilan kerja spesifik yang dibutuhkan, menganalisis keterampilan dan
kebutuhan calon yang akan dilatih, dan mengembangkan pengetahuan khusus
yang terukur serta tujuan prestasi.
- Merencanakan instruksi, untuk memutuskan,
menyusun dan menghasilkan isi program pelatihan, termasuk buku kerja,
latihan dan aktivitas, misal : melalui pelatihan kerja langsung dan
mempelajarinya dibantu dengan komputer.
- Langkah validasi, dimana orang2 yang
terlibat membuat sebuah program pelatihan dengan menyajikannya kepada
beberapa pemirsa yang dapat mewakili.
- Menerapkan program tsb, yaitu melatih
karyawan yang ditargetkan
- Langkah evaluasi, yaitu melakukan tindak
lanjut, dimana manajemen menilai keberhasilan atau kegagalan program itu.
Pelatihan, Belajar Dan
Motivasi
q
Pelatihan tidak akan
bermanfaat, jika peserta tidak mendapat
kemampuan atau motivasi untuk mendapatkan keuntungan
darinya.
q
Perusahaan dapat melakukan
beberapa langkah untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta
Ø
Pada awal pelatihan :
berikan kilasan singkat bahan yang akan
diberikan. Mengetahui gambaran keseluruhan akan memudahkan proses belajar
Ø
Gunakan beragam contoh yang telah dipahami
Ø
Aturlah informasi sehingga dapat menyajikannya
secara logis, dan dalam urutan yang jelas
Ø
Gunakanlah hal-hal dan konsep yang telah dipahami oleh orang yang akan dilatih,
Ø
Gunakanlah sebanyak mungkin bantuan visual.
Proses Transfer Keterampilan Menjadi Mudah (Mempermudah
memindahkan keterampilan dan perilaku baru dari tempat pelatihan ke tempat kerja)
- Memaksimalkan kesesuaian antara situasi pelatihan dan situasi pekerjaan
- Berikan praktik yang memadai
- Berikan tanda untuk setiap bentuk mesin dan
langkah dalam prosesnya.
- Arahkan perhatian orang yang dilatih kepada
aspek yang penting dari pekerjaan
- Berikanlah informasi awal yang baik
Memberikan Motivasi Kepada Orang
Yang Belajar
- Cara yang paling baik adalah dengan langsung
melakukannya (praktek).
- Orang yang dilatih akan belajar sangat baik,
bila pelatih dengan cepat membuat respons yang benar, dengan memberikan
pujian cepat
3. Orang yang dilatih akan belajar
sangat baik, berdasarkan langkah/kecepatan mereka sendiri, biarkan mereka melangkah sesuai
dengan kecepatan mereka sendiri
4. Timbulkan minat terhadap
pelatihan tsb. Sebelum pelatihan, manajer harus menginformasikan kepada yang
akan dilatih mengenai mengapa mereka didaftarkan pada pelatihan ini, apa yang
diharapkan untuk mereka pelajari dan bagaimana mereka dapat menggunakannya
5. Jadwal
pelatihan juga penting : mis, Kurva belajar menurun pada siang hari, pelatihan
sehari tidak seefektif setengah hari atau ¾ hari.
Menganalisis Kebutuhan
Pelatihan
Bagaimana menganalisis kebutuhan
pelatihan bergantung kepada apakah kita melatih karyawan baru atau karyawan
lama.
1.
Jika yang dilatih karyawan
baru, tentukanlah apa yang dibutuhkan pekerjaan itu dan memecahkannya menjadi
subtugas, kemudian masing2 sub tugas diajarkan kepada karyawan baru tsb.
2.
Jika yang akan dilatih adalah
karyawan lama, maka akan lebih sulit karena kita mempunyai tugas tambahan,
yaitu memutuskan apakah memang pelatihan adalah solusinya. Contohnya : prestasi
mungkin menurun disebabkan karena standar kerja yang tidak jelas atau karena
karyawan tidak dimotivasi. Beberapa pelatih menggunakan software analitis
khusus untuk mendiagnosa kesenjangan kinerja dan sebab-sebabnya.
Analisis Tugas : Penilaian Kebutuhan
(Pelatihan Untuk Karyawan Baru)
Ø
Khusus untuk karyawan tingkat
rendah : Biasanya perusahaan mempekerjakan orang yang tidak berpengalaman, kemudian melatih mereka. Sasarannya adalah
memberikan karyawan baru keterampilan dan pengetahuan yang mereka
butuhkan untuk melakukan pekerjaan.
Ø
Analisis tugas : Suatu studi yang rinci tentang pekerjaan untuk
menentukan keterampilan khusus apa yang dibutuhkan dalam pekerjaan.
Deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan sangat
membantu dalam hal ini.
Ø
Beberapa perusahaan melengkapi
deskripsi dan spsifikasi pekerjaan dengan formulir catatan analisis tugas.
Formulir ini menggabungkan informasi mengenai tugas2 dan keterampilan yang
berguna untuk menetapkan persyaratan pelatihan.
Ø
Daftar tanggung jawab dan
keterampilan khusus akan menjadi
referensi dasar dalam menentukan
pelatihan yang dibutuhkan. Selain itu dapat juga dengan meninjau standar kinerja, pelaksanaan pekerjaan dan menanyakan nya pada karyawan yang melaksanakan pekerjaan tsb serta penyelianya.
Analisis Prestasi : Penilaian
Kebutuhan Pelatihan Karyawan Lama
Ø
Langkah pertama : biasanya
membandingkan kinerja seseorang dengan yang ideal.
Ø
Membedakan antara permasalahan
tidak dapat dan tidak mau, merupakan inti
permasalahan dari analisis prestasi.
§
Bila permasalahannya tidak
dapat, temukan penyebab khususnya.
§
Bila masalahnya tidak mau, maka
sebenarnya karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan baik bila mereka mau, mungkin perusahaan harus mengubah sistem penghargaannya.
§
Bila pelatihan solusinya, maka
perusahaan harus menentukan tujuan, dalam tujuan ditentukan apa yang harus
dicapai oleh orang yang dilatih selama menyelesaikan program pelatihan tsb.
§
Misalnya : memperbaiki mesin
fotocopi dalam 30 menit, memprogram situs web sederhana dalam waktu setengah
hari, menjual lima thema iklan per minggu dsb.
Ada 4 karakteristik perusahaan yang
menyelenggarakan praktik pelatihan yang paling efektif:
1.
Manajemen puncak memiliki komitmen terhadap
pelatihan dan pengembangan; pelatihan merupakan bagian dari kultur perusahaan.
2.
Pelatihan bertalian dengan tujuan dan strategi
bisnis dan terkait erat dengan hasil laba usaha.
3.
Terdapat pendekatan yang sistematik dan komprehensif
terhadap pelatihan; pelatihan dan pengembangan dilaksanakan di semua lapisan
organisasi secara berkesinambungan.
4.
Terdapat komitmen untuk menginvestasikan sumber daya
yang perlu guna menyediakan waktu dan dana yang memadai bagi pelatihan.
Metode Pelatihan
Ada beberapa metode yang
digunakan perusahaan untuk pelatihan :
- On-The-Job Training
·
Melatih seseorang untuk
mempelajari pekerjaan sambil mengerjakannya. Setiap karyawan
dari level bawah sampai direktur perusahaan,
melakukan OJT saat mereka bergabung dalam perusahaan. OJT merupakan
satu2nya metode pelatihan yang tersedia di banyak perusahaan.
·
Jenis OJT yang paling dikenal adalah : metode
coaching (membimbing) atau understudy (sambil belajar). Disini seorang pekerja
yang telah berpengalaman atau penyelia ditugaskan untuk melatih
karyawan.
Berbagai bentuk dari OJT dapat dijumpai di perusahaan :
·
Pada level bawah, pekerja yang dilatih dapat
memperoleh keterampilan dengan
mengamati penyelianya
·
Seorang calon CEO dapat bekerja selama setahun
sebagai asisten dari CEO yang sekarang
·
Rotasi pekerjaan pada interval yang terencana.
·
Tugas khusus, juga memberikan pengalaman langsung
kepada para eksekutif tingkat rendah.
OJT memiliki beberapa keunggulan :
Ø
Metode ini tidak mahal, orang yang dilatih sambil
bekerja
Ø
Tidak membutuhkan fasilitas dari luar kantor spt :
ruang kelas atau peralatan belajar tertentu.
Ø
Orang yang dilatih belajar sambil melakukannya akan
mendapat umpan balik yang cepat atas prestasi mereka.
Ø
Disamping itu ada hal yang penting harus
diperhatikan jika menggunakan OJT :
1.
Latihlah para pelatih dengan hati2 (biasanya
penyelia dari karyawan).
2.
Berikan bahan pelatihan yang diperlukan, mis : para
pelatih harus mengetahui prinsip2 belajar dan langkah2 pembelajaran
3.
Harapan yang rendah dari pelatih dapat diterjemahkan
menjadi prestasi yang buruk dari orang yang dilatih (efek golem).
4.
Orang yang melatih harus menekankan harapan yang tinggi
untuk keberhasilan orang-orang yang dilatih.
- Magang
Magang
adalah suatu proses terstruktur, melalui kombinasi dari pelatihan di kelas dan
pelatihan langsung di pekerjaan.
- Belajar Informal
Sekitar 80% dari yang dipelajari karyawan mengenai suatu pekerjaan
diperoleh dari pelatihan informal, termasuk dalam hal ini melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dan berkolaborasi dengan kolega mereka.
- Job Instruction Training
Membuat
urutan tugas setiap pekerjaan dan hal penting lainnya untuk memberikan
langkah-langkah pelatihan secara bertahap kepada karyawan.
- Pengajaran
Pengajaran merupakan cara yang cepat dan sederhana untuk memberikan
pengetahuan kepada sekelompok orang yang akan dilatih.
- Pelajaran yang Terprogram
Merupakan
metode belajar sendiri, yang terdiri dari
tiga
bahagian :
Ø
Menyajikan pertanyaan, fakta
atau permasalahan kepada orang yang belajar.
Ø
Mengizinkan orang tsb untuk
memberikan respons
Ø
Memberikan timbal balik untuk mendapatkan
jawaban yang akurat.
Ø
Medianya dapat berupa : buku
teks, komputer atau internet
- Teknik pelatihan Kemampuan Membaca dan Menulis
- Pelatihan dengan Perlatan Audiovisual Pelatihan
dengan Simulasi
Teknik
pelatihan dengan menggunakan audiovisual, spt : film, powerpoint, video
konferensi, kaset audio dan kaset video dapat sangat efektif dan telah luas
digunakan.
9. Pelatihan Dengan Simulasi
q
Sebuah metode dimana orang2
yang dilatih belajar dengan peralatan yang sebenarnya atau dengan simulator yang
akan digunakan dalam pekerjaan, tetapi sebenarnya mereka dilatih diluar
pekerjaan. Hal ini diperlukan karena terlalu mahal atau terlalu berbahaya
melatih karyawan pada pekerjaan yang sebenarnya.
q
Saat ini pelatihan simulasi
berbasis komputer semakin banyak digunakan, hal ini telah membuat revolusi
dalam pelatihan. Metode spesifik ini termasuk :
1.
Pelatihan berbasis komputer
2.
Sistem pendukung elektronik dan
3.
Pelatihan Jarak Jauh Berbasis
Internet (Portal Pembelajaran)
Tanggung Jawab Pelatihan
Tanggung jawab
utama atas pelatihan dan pengembangan diemban bersama oleh manajemen puncak,
departemen sumber daya manusia, penyelia langsung, dan karyawan.
Tanggung jawab atas pelatihan dan pengembangan
|
Manajemen puncak (dukungan dan
anggaran)
|
Departemen SDM atau departemen
pelatihan dukungan staf & pedoman
|
Karyawan (minat dan motivasi
|
Penyelia langsung (pedoman dan
pelatihan)
|
Ø Manajemen
puncak, komitmen pejabat eksekutif kepala dan manajemen puncak sangatlah
penting bagi berlangsungnya pelatihan yang efektif di seluruh organisasi.
Ø Departemen
Sumber Daya Manusia, Depatemen Sumber Daya Manusia pada intinya melakukan
fungsi penunjang.
Ø Penyelia
Langsung, setiap penyelia langsung karyawan dan orang-orang dalam hierarki yang
lebih tinggi mempunyai tanggung jawab langsung untuk memastikan bahwa terjadi
pelatihan dan pengembangan.
Ø Karyawan,
Kendatipun spesialis sumber daya manusia dan manajer lini harus memfasilitasi
dan mengelola proses pelatihan dan pengembangan, tanggung jawab utama pelatihan
berada di tangan individu.
PENGEMBANGAN MANAJEMEN
q
Pengembangan manajemen adalah
usaha untuk meningkatkan prestasi manajemen dengan menanamkan pengetahuan,
perubahan perilaku atau peningkatan keterampilan. Sasaran akhirnya adalah
menguatkan prestasi perusahaan di masa depan.
q
Proses pengembangan manajemen
umum terdiri dari :
1.
Menilai kebutuhan strategis
perusahaan (mis : untuk mengisi lowongan eksekutif mendatang, untuk mendorong
sifat kompetitif).
2.
Menilai prestasi manajer
3.
Mengembangkan manajer dan calon
manajer
·
Beberapa program pengembangan
diterapkan untuk seluruh perusahaan,
melibatkan semua atau sebahagian besar manajer baru (calon manajer).
·
Dilakukan melalui à Rotasi melalui beragam penugasan dan pengalaman pendidikan dengan
sasaran ganda, mengetahui potensi manajer, kemudian perusahaan dapat memasukkan
kandidat yang superior kedalam jalur cepat untuk masuk ke tingkat senior.
·
Program lain bertujuan untuk
mengisi posisi tertentu, spt : CEO. Biasanya hal ini melibatkan perencanaan
suksesi, yaitu proses yang dilalui perusahaan untuk merencanakan dan mengisi
lowongan tingkat senior
On-the-Job-Training Managerial
q
Metode ini terdiri dari :
Rotasi pekerjaan, pendekatan belajar sambil dibimbing dan action learning.
Ø Rotasi Pekerjaan : Teknik pelatihan
manajemen dengan cara memindahkan orang yang dilatih dari departemen satu ke
departemen lain untuk memperluas pengalamannya dan mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya.
Ø Pendekatan Belajar Sambil Dibimbing : Orang yang dilatih
bekerja secara lngsung dengan seorang manajer senior atau dengan orang yang
akan digantikannya. Orang yang akan digantikannya bertanggung jawab untuk
membimbing dan secara perlahan melepas bimbingan tsb agar orang yang dilatih
mampu melaksanakan pekerjaan tsb secara mandiri.
Ø
Belajar bertindak (action
learning) : teknik pelatihan dimana calon manajemen diizinkan untuk bekerja
penuh untuk menganalisis dan menyelesaikan permasalahan di departemen lain.
Ø
Wawasan Riset : Suatu pandangan
bagi para manajer untuk merubah persepsi
terhadap suatu kondisi/keadaan yang masih memerlukan pengkajian melalui
penelitian lebih lanjut (misalnya : ketidak mampuan wanita untuk mencapai
manajemen puncak, kemungkinan bahwa wanita dapat menjadi manajer yang lebih
baik dari pria masih memerlukan penelitian lebih lanjut).
Pelatihan Diluar Pekerjaan
Dan Teknik Pengembangan
1.
Metode Studi Kasus : metode
pengembangan dimana manajer diberikan deskripsi tertulis tentang masalah
organisasi untuk diteliti dianalisis dan dipecahkan.
2. Permainan
Manajemen : Sebuah teknik pengembangan dimana kelompok-kelompok manajer
bersaing dengan membuat keputusan terkomputerisasi mengenai situasi simulasi
tetapi realistis.
3. Seminar di
Luar : Banyak perusahaan dan universitas yang menawarkan seminar dan konferensi
pengembangan manajemen dengan menggunakan Web dengan berbagai materi yang dapat
dipilih sendiri.
4. Program Yang Terkait Dengan Universitas :
banyak universitas yang menyediakan program pendidikan eksekutif dan pendidikan
lanjutan, spt : kepemimpinan, supervisi dan sejenisnya.
5. Permainan
Peran : teknik pelatihan dimana orang yang dilatih memerankan satu bahagian
dalam situasi manajemen yang realistis. Tujuannya menciptakan situasi realistis
dan orang yang dilatih berperan sebagai salah satu tokoh dalam situasi tsb.
6. Pembuatan
Model Perilaku : terdiri dari langkah-langkah:
·
Pembuatan model : orang yang
dilatih memperhatikan film atau rekaman video yang berisi model perilaku yang
efektif dalam sebuah situasi tertentu.
·
Permainan peran : orang yang
dilatih diberi peran untuk memainkan dalam situasi simulasi.
·
Penguatan sosial : pelatih
memberikan penguatan dalam bentuk pujian dan umpan balik yang membangun.
·
Pemindahan latihan : akhirnya,
orang2 yang dilatih tsb didorong untuk menerapkan keterampilan baru saat mereka
kembali ke pekerjaan
7. Universitas Perusahaan Dan Pusat Pengembangan Dalam Kantor Banyak
perusahaan besar mendirikan pusat pengembangan di dalam perusahaan sendiri.
8. Pelatih
Eksekutif : Banyak perusahaan menggunakan pelatih eksekutif untuk mengembangkan
efektivitas manajer puncak mereka.
Mengelola Perubahan dan Mengembangkan Keorganisasian
Membantu perusahaan mengelola
perubahan adalah masalah utama bagi para Manajer Sumber Daya Manusia.
Apa yang diubah?
Secara umum ada 5 aspek yang dapat
diubah :
q Strategi
q Budaya
q Struktur
q Teknologi
q Sikap serta Keahlian Karyawan
Ø Para manajer dan manajer SDM harus terbiasa dengan teknik2 yang dapat
digunakan untuk membawa perubahan dalam organisasi, hal ini membutuhkan
pemahaman tentang tiga hal, yaitu :
1. Bagaimana mengatasi resistensi terhadap perubahan
2. Bagaimana memimpin perubahan organisasional
3. Bagaimana menggunakan teknik yang dikenal sebagai pengembangan
organisasi.
Mengatasi Resistensi Terhadap Perubahan Proses
Sering
bagian terpelik dari mengimplementasikan perubahan organisasional adalah
mengatasi resistensi karyawan terhadap perubahan tersebut. Perubahan dapat jadi
membutuhkan kerja sama dari lusinan bahkan ratusan manajer dan penyelia, yang
banyak dari mereka mungkin memandang perubahan sebagai sesuatu yang cenderung
mengancam posisi mereka dan ketenangan pikiran mereka.
Psikolog kurt lewin telah memformulasikan
penjelasan klasik dari bagaimana mengimplementasikan perubahan dalam menghadapi
resistensi ini. Proses perubahan lewim terdiri dari tiga tahap:
1. Melelehkan (unfreezing). Melelehkan
berarti mengurangi kekuatan yang berjuangan untuk mempertahankan status
quo,biasanya dengan memakai provokasi yang membuat orang-orang mengetahui
adanya kebutuhan terhadap perubahan dan mencari solusi baru.
2. Menggerakan (moving). Menggerakkan berarti
mengembangkan perilaku, nilai dan sikap yang baru, kadang kala melalui perubahan-perubahan struktural
dan kadang-kadang melalui sejumlah perubahan mendasar SDM dan pengembangan.
Intinya untuk mengubah perilaku orang.
3. Pembekuan kembali (refreezing).
Organisasi akan cenderung ke kebiasaan lama kecuali jika kita mendorong
perubahan tersebut. Dengan “pembekuan kembali” organisasi ke dalam titik
equilibrium yang baru. Secara spesifik, dengan cara mengimplementasikan system
dan prosedur baru (seperti kompensasi dan proses penilaian baru) untuk mendukung
dan memelihara perubahan tersebut.
Bagaimana Memimpin Perubahan : Ada 10 Tahap :
1. Membangun
rasa bahwa hal ini sangat penting. Membentuk kepedulian untuk berubah, hampir
semua pemimpin revolusioner memulainya dengan menciptakan rasa bahwa hal ini sangat
penting. Tahap ini sangat membutuhkan kretivitas.
2. Memobilisasi
komitmen melalui diagnosis gabungan dari berbagai masalah. Yaitu membuat tim
untuk mendiagnosis masalah lalu membuat strategi ulang untuk menghadapinya.
3. Menciptakan
koalisi terarah, maksudnya bekerja sama dengan pemimpin lain untuk di jadikan
mentor untuk membimbing dalam proses perubahan tersebut.
4. Mengembangkan
visi bersama. Pembaruan organisasional juga membutuhkan visi kepemimpinan yang
baru, “pernyataan umum mengenai arah yang direncanakan yang membawa perasaan
emosional dalam diri anggota organisasi”
5. Mengomunikasikan
visi. Sehingga perubahan tersebut tidak menjadi angin lalu dan isu belaka,
sehingga perlunya mengomunikasikannya. Elemen kunci untuk melakukannya.
·
Jadikan tetap
sederhana.
·
Memanfaatkan berbagai
forum.
·
Menggunakan
pengulangan.
·
Memimpin dengan contoh.
6. Membantu
karyawan untuk melakukan perubahan, seperti memberikan pelatihan, menambah
input perusahaan, atau sekedar menjadi mentornya sehingga timbul rasa semangat
untuk berubah.
7. Membangkitkan
pemenang jangka pendek, intinya membuat targetan kecil sehingga semua orang
tahu mesti berbuat apa.
8. Mengonsolidasikan
pencapaian dan menghasilkan lebih banyak perubahan. Pemenang jangka pendek
seperti ini dapat memuncullkan kredibelitas untuk bergerak maju, untuk mengubah
system, struktur dan kebijakan yang tak sesuai dengan visi baru perusahaan.
Jadi pemimpin harus mempekerjakan dan mempromosikan orang baru sehingga terjadi
perubahan terus menerus.
9. Menetapkan
cara baru dalam melakukan berbagai hal dalam budaya perusahaan. Perubahan tidak
akan terjadi jika nilai-nilai bersama karyawan tetap menekankan kepentingan
diri sendiri, dominasi kelompok tertentu, dan prilaku birokrat. Jadi, harus
lebih menjadi contoh dan mengomunikasikan nilai peusahaan.
10. Mengawasi
kemajuan dan menyesuaikan visi sesuai kebutuhan.
Memanfaatkan Pengembangan Organisasional (OD)
Pengembangan
organisasi adalah pendekatan khusus bagi perubahan organisasi di mana karyawan
sendiri yang memformulasikan perubahan yang dibutuhkan dan
mengimplementasikannya, sering dengan bantuan konsultan profesional.
Khususnya dalam perubahan besar, proses OD hampir selalu ditangani melalui SDM.
OD memiliki beberapa
karakteristik yang baik, yang membuatnya menjadi
pendekatan yang baik untuk perubahan organisasi.
Ø OD
biasanya melibatkan penelitian tindakan
Ø OD
mengaplikasikan pengetahuan ilmu perilaku untuk meningkatkan efektivitas organisasi
Ø OD
mengubah sikap, nilai-nilai dan kepercayaan karyawan sehingga karyawan
sendiri dapat mengidentifikasi dan mengimplementasikan perubahan teknis, prosedural, budaya, dan struktural atau perubahan lain yang dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi
perusahaan.
Ø OD
mengubah organisasi dalam arah tertentu melalui perbaikan penyelesaian masalah, responsivitas,
kualitas pekerjaan dan efektivitas.
Terdapat empat kategori dasar
dari aplikasi OD :
- OD – Proses Manusia : tujuan pertamanya adalah meningkatkan keterampilan hubungan
antar manusia.
- OD – Teknostruktural : Para praktisi OD juga semakin terlibat dalam perubahan struktur, metode dan merancang
pekerjaan di perusahaan dengan menggunakan berbagai teknik teknostruktural
- OD – Manajemen Sumber Daya Manusia : Para praktisis OD semakin banyak menggunakan penelitian
tindakan untuk memampukan karyawan menganalisis dan mengubah praktek
personalia perusahaan mereka.
- OD – Aplikasi Strategi : Program OD menyeluruh dari
organisasi yang bertujuan mencapai kesesuaian di antara strategi,
struktur, budaya dan lingkungan luar perusahaan. Cara ini terdiri dari
empat tahap :
- Para
manajer dan karyawan menganalisis strategi saat ini dan desain
organisasional.
- Memilih strategi dan desain
organisasional yang diinginkan
- Merencanakan perubahan strategis, dari
yang lama ke yang baru.
Tim
tersebut mengawasi pengimplementasikan rencana perubahan strategi dan meninjau
hasil-hasilnya untuk memastikan bahwa mereka melakukan serangkaian tindakan
yang terncana.
Terdapat
4 kategori dasar dari aplikasi OD: proses manusia, teknostruktural, menejemen
sumber daya manusia, dan aplikasi strategi.
Aplikasi manusia, teknik OD pertama,
tujuan pertama meningkatkan keterampilan hubungan antarmanusia. Tujuannya untuk
memberikan karyawan wawasan dan keterampilan yang diperlukan untuk menganalisis
diri sendiri dan orang lain dengan lebih efektive jadi mereka dapat
menyeleseikan masalah antar pribadi dan kelompok.
Intervensi teknostruktur, para
praktisi OD semakin terlibatdalam perubahan struktur, metode, dan merancang
pekerjaan di perusahaan. Secara umum berfokus secara langsung pada peningkatan
produktivitas dan efisiensi.
Aplikasi manajemen sumber daya manusia,
para praktisi OD semakin banyak
menggunakan penelitian tindakan untuk memampukan karyawan menganalisis dan
mengubah prakti personalia.
Aplikasi OD strategis, yaitu
program OD menyeluruh dari organisasi yang bertujuan mencapai kesesuaian di
antara strategi, struktur, budaya, dan lingkaran luar perusahaan.
MENGEVALUASI USAHA PELATIHAN
v
Reaksi Partisipan Terhadap Program
v
Apa yang telah dipelajari dari
program tsb
v
Bagaimana perubahan perilaku
mereka pada pekerjaan sebagai hasil dari program tersebut.
q
Terdapat 2 permasalahan dasar saat mengevaluasi program pelatihan
Ø
Merencanakan studi evaluasi : Biasanya dengan membandingkan sebelum dan sesudah dilaksanakan pelatihan
dari sebuah kelompok pengendali.
Ø
Apa yang seharusnya diukur ?
Tingkat evaluasi pelatihan
Evaluasi
membutuhkan adanya penilaian dampak prigram terhadap perilaku dan sikap dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Pengukuran efektivitas pelatihan meliputi
penilaian:
Ø
Reaksi,bagaimana perasaan partisipan terhadap program
Ø
Belajar, pengetahuan, keahlian, dan sikap yang diperoleh
sebagai hasil penelitian
Ø
Perilaku, perubahan yang terjadi pada pekerjaan sebagai
akibat pelatihan
Ø
Hasil, dampak pelatihan pada keseluruhan efektivitas
orgainsasi atau pencapaiannya pada tujuan organisasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Dessler,
Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia ( Edisi ke-10 ). Jakarta Barat :
Indeks.
Simamora,
Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia ( Edisi ke-3 ). Yogyakarta :
STIE
YPKN
0 komentar:
Posting Komentar