“ LIBERALISME DAN SOSIALISME
SEBAGAI PERJUANGAN MORAL”
Liberalisme
menekankan milik pribadi sebagai salah satu hak manusia yang terpenting.
Sosialisme berpendapat bahwa milik tidak
boleh dibatasi pada kepentingan individu saja, melainkan mempunyai fungsi
sosial. Di sini kita akan mempelajari secara singkat pandangan dari orang – orang yang meletakkan dasar
untuk teori liberalistis dan sosialistis tentang milik.
1.
Tinjauan Historis
·
John Locke dan milik pribadi
John Locke (1632 – 1740), seorang filsuf
Inggris yang banyak mendalami masalah – masalah sosial politik, secara umum
diakui sebagai orang yang pertama kali mendasarkan teori liberalisme tentang
milik. Menurut Locke manusia mempunyai tiga “hak kodrat” (natural rights) : “life,
freedom, and property”. Yang penting adalah hak atas milik karena kehidupan
dan kebebasan kita miliki juga. Jadi, hak atas milik menyediakan pola untuk
memahami kedua hak lain juga. Secara mendalam dapat mempengaruhi pemikiran
tentang milik. Pemikiran ini di uraikan dalam buku Two Treatises of Government (1690). Bila sesuatu yang tidak bertuan
diolah oleh pekerjaan manusia, maka dengan itu ia menjadi pemiliknya. Tetapi,
ada pembatasan bagi cara menjadi pemilik itu. Dari bahan tidak bertuan orang
hanya boleh mengambil sebanyak dapat dikonsumsi oleh orang itu sendiri (bersama
keluarga dan kenalan) sehingga masih tertinggal cukup banyak dan sama baik
mutunya untuk orang lain. Dalam pandangan Locke ini, sudah tampak beberapa ciri
kaptalisme liberal yang dengan tegas akan ditolak oleh Karl Marx.
·
Adam Smith dan pasar bebas
Tokoh lain yang pantas dibahas dalam
rangka liberalisme adalah orang Skotlandia, Adam Smith (1723 – 1790). Karena
buku yang berjudul “An Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of
Nations” Adam Smith dianggap sebagi perintis ilmu ekonomi. Adam
Smith menjadi terkenal karena dengan gigih membela pasar bebas di bidang
ekonomi. Seperti Locke, Smith pun memandang pekerjaan sebagai sumber hak milik.
Karena itu, ia melihat tenaga kerja sebagai “milik yang paling suci dan tidak
boleh diganggu gugat”. Smith merinci lagi bahwa manusia secara khusus memiliki
produktivitas dari pekerjaannya, dan terutama produktivitas kerja itulah yang
menghasilkan kemakmuran. Karena produktivitas kerja, suatu ekonomi dapat
tumbuh. Dalam konteks ini, Smith menggaris bawahi pentingnya pembagian kerja
yang sangat membantu untuk meningkatkan produktivitas kerja.
·
Marxisme dan Kritiknya atas milik
pribadi
Marxisme merupakan ajaran sosial –
ekonomis – politik yang sangat kompleks dan tidak mudah untuk disingkatkan
tanpa mengorbankan cukup banyak unsur yang sebenarnya hakiki juga. Kita ingin
memandang marxisme sebagai kritik atas teori liberalistis tentang milik yang
serentak juga merupakan usaha untuk menyajikan suatu alternatif. Usaha itu
meliputi dua aspek : aspek ilmiah dan aspek etis.
2.
Pertentangan dan Perdamaian antara
Liberalisme dan Sosialisme
Liberalisme
hak untuk mempunyai milik pribadi sebagai suatu kebebasan dasar bagi setiap
manusia, sedangkan sosialisme menilai masyarakat diatur tidak adil, terutama
karena lembaga milik pribadi. Pada kenyataannya berbagai negara, liberalisme
dan sosialisme mempunyai sejarahnya sendiri yang tidak selalu melintasi pola –
pola yang sama.
·
Liberalisme
Inti
pemikiran liberalisme adalah tekanannya pada kebebasan individual. Tugas pokok
negara menurut pandangan liberalisme secara klasik dilukiskan sebagai “negara
jaga malam”, karena negara harus membatasi diri pada perlindungan dan
pengamanan para warga negara.
Pokok-pokok
Liberalisme Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah
nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
-
Kesempatan yang sama. (Hold the Basic
Equality of All Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di
dalam segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan
persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya
masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah
suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
-
Dengan adanya pengakuan terhadap
persamaan manusia, dimana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk
mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang
dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan
kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan –
dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the
Others Reason Equally.)
-
Pemerintah harus mendapat persetujuan
dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya
sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.(Government by the
Consent of The People or The Governed)
-
Berjalannya hukum (The Rule of Law).
Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi
manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat
oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan
rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang),
persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.
-
Yang menjadi pemusatan kepentingan
adalah individu.(The Emphasis of Individual)
-
Negara hanyalah alat (The State is
Instrument). Negara itu sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan
negara itu sendiri. Di dalam ajaran
Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat
memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja
ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
-
Dalam liberalisme tidak dapat menerima
ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism).Hal ini disebabkan karena pandangan
filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan
itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah
berubah.
Dua
Masa Liberalisme
Liberalisme
adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan. Ada dua macam Liberalisme, yakni Liberalisme
Klasik dan Liberallisme Modern.
Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16. Sedangkan Liberalisme Modern mulai muncul
sejak abad ke-20. Namun, bukan berarti setelah ada Liberalisme Modern,
Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau tergantikan oleh Liberalisme
Modern, karena hingga kini, nilai-nilai dari Liberalisme Klasik itu masih
ada. Liberalisme Modern tidak mengubah
hal-hal yang mendasar ; hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain,
nilai intinya (core values) tidak berubah hanya ada tambahan-tanbahan saja
dalam versi yang baru. Jadi
sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak pernah berakhir.
Dalam
Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah diagungkan.
Setiap individu memiliki kebebasan berpikir masing-masing – yang akan
menghasilkan paham baru. Ada dua paham, yakni demokrasi (politik) dan
kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki
individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu adalah
kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan.
Jadi, tetap ada keteraturan di dalam ideologi ini, atau dengan kata
lain, bukan bebas yang sebebas-bebasnya.
·
Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan
membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi
milik perseorangan.Titik berat paham ini pada masyarakat bukan pada individu
sebagai suatu aliran pemikiran / paham tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
“liberalisme”.Inti dari paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur
masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh
layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini
berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan,
tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong. Ciri utama sosialisme adalah
pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu
faktor pendorong berkembangnya sosialisme. Hal ini ditandai dengan penentangan
terhadap ketimpangan kelas-kelas sosial yang terjadi pada negara feodal.
Sosialisme yang kita kenal sekarang ini
timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap liberalisme abad ke 19. Pendukung
liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang memiliki industri,
perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum buruh
terlantar.
Sosialime adalah suatu reaksi atas
ketidak beresan dalam masyarakat dalam yg disebabkan oleh liberalism .
sosialisme berasal dari kata latin socius yg berate teman atau kawan sosialisme
memandang manusia sebagai mahluk social atau seebagai sesame yang hidup dengan
sesame lainya .masyarakat yg diatur oleh sosialisme mempunyai rasa soliditas yg
tinggi . sosialisme terbagi menjadi dua yaitu :
1) Sosialisme
komunistis
Sosialime komunistis atau komunime
menolak milik pribadi menurut mereka milik harus menjadi milik bersama atau
milik kolektif tetapi sebagaimana telah diketahui karl marx menolak segala
bentuk milik pribadi marx beserta pengikutnya membedakan antara pemilikan
barang konsumsi dan pemilikan barang sarana produksi , komunisme tidak
berkeberatan dalam pemilikan secara pribadi barang barang konsumsi .
2) Sosialisme
demokratis
Sosialisme demokratis juga menempatkan
masyarakat diatas individu tetapi berbeda dengan komunisme mereka tidak
bersedia mengorbankan sistem pemerintahan yg demokratis yg merka anggap sebagai
sebuah perolehan modern yg sangat berharga oleh krena itu mereka ingin
mewujudkan cita cita sosialistis melaluijalan demokratis , marx dan engels
pernah menyerukankaum buruh sedunia bersatulah maka denga itu mereka terjun ke
dunia politik dengan mendirikan partai sosialis yang tulang punggungnya serikat
buruh
·
Kekuatan dan kelemahan
Liberalisme
kekuatan liberalism adalah milik pribadi
diakui sebagai cara penting untuk mewujudkan kebebasan pribadi .
tetapi kelemahanya yg utama adalah
mereka kurang memperhatikan kaum miskin dan orangyg kurang beruntung didalam
masyarakat berindustri kalau bisa dikatakan secara ekstrem yaitu miskin sama
dengan mlas dengan anggapan apabila bekerja keras maka akan maju
sosialisme
Kekuatan sosialisme adalah mereka
menemukan dimensi transindividualisme dari milik .milik selalu mempunyai suatu
fungsi social dan tidak boleh dibatasi pada kepentingan pribadi aja .
Kelemahan nya adalah ekonomi yang
direncanakan dengan ketat dari atas ternyata tidak berhasil .perusahaan
perusahaan yg dikelola oleh Negara ditandai dengan inefisiensi
menuju perdamaian
liberalism dan sosialisme dapat dilihat
sebagai dua ideology antagonis yg berjuang merebut hegemoni dipanggung politik
ekonomi selama kurang lebih setengah abad pada saat sekarang tampaknya dua
ideology ini tampaknya mencapai titik perdamaian walaupun belum terlihat suatu
sintetis yg jelas , keseimbangan dua ideology ini rupanya sudah tercipta dengan
memanfaatkan kelebihan kelebihan masing masing dan mengesampingkan kelemahanya
,pada saat ini kita menyaksikan suatu situasi paradoksal dimana dua ideology
ini secara bersamaan berhasil dan serentak pula berhasil
3.
Kapitalisme dan demokratisasi
Kapitalisme atau Kapital adalah
suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah
tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi
pemerintah dilakukan secara besar-besaran untung kepentingan-kepentingan
pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi
universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan
kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropapada abad ke-16 hingga abad ke-19,
yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu
maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat
memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama
barang modal,
seperti tanah dan manusia guna
proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan
modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin
dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai
lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme
memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang
dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan
sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini,
kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang
menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa
adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga
abad yang lalu.
Demokratisasi
adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat kearah demokrasi.
Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan. Keputusan
deomkratis adalah keputusan rata – rata semua warga negara.
4.
Etika pasar bebas
david
Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar
sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam
situasi itu tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga
kepentinga pribadi secara sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat
. yang pada kenyataanya situasi diatas tidak mungkin terjadi
pentingnya
etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi
keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke
dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
keuntungan
sebagai tujuan perusahaan
keuntungan
termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product
or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma
bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan
sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi
.tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan
keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem
keuangan .
maksimalisasi
keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit
maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu
manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi
mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau
maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan
sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an
itu karyawan diperalat begitu saja ,
tentu
saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan
perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai
pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis
yang bisa berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika
.penjelasan protes ini bisa dimaklumi.
5.
david Gauthier
mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar sempurna
yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi
itu tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga
pribadi secara sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada
kenyataanya situasi diatas tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
6.
keuntungan
sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagainomis yang bisa berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagainomis yang bisa berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi
7.
david Gauthier
mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar sempurna
yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi
itu tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga
pribadi secara sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada
kenyataanya situasi diatas tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
8.
keuntungan
sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis yang bisa berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis yang bisa berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi
0 komentar:
Posting Komentar