LIBERALISME DAN SOSIALISME SEBAGAI PERJUANGAN MORAL

| Kamis, 04 April 2013


“ LIBERALISME DAN SOSIALISME SEBAGAI PERJUANGAN MORAL”

 

Liberalisme menekankan milik pribadi sebagai salah satu hak manusia yang terpenting. Sosialisme  berpendapat bahwa milik tidak boleh dibatasi pada kepentingan individu saja, melainkan mempunyai fungsi sosial. Di sini kita akan mempelajari secara singkat pandangan  dari orang – orang yang meletakkan dasar untuk teori liberalistis dan sosialistis tentang milik.

1.      Tinjauan Historis
·         John Locke dan milik pribadi
John Locke (1632 – 1740), seorang filsuf Inggris yang banyak mendalami masalah – masalah sosial politik, secara umum diakui sebagai orang yang pertama kali mendasarkan teori liberalisme tentang milik. Menurut Locke manusia mempunyai tiga “hak kodrat” (natural rights) : “life, freedom, and property”. Yang penting adalah hak atas milik karena kehidupan dan kebebasan kita miliki juga. Jadi, hak atas milik menyediakan pola untuk memahami kedua hak lain juga. Secara mendalam dapat mempengaruhi pemikiran tentang milik. Pemikiran ini di uraikan dalam buku Two Treatises of Government (1690). Bila sesuatu yang tidak bertuan diolah oleh pekerjaan manusia, maka dengan itu ia menjadi pemiliknya. Tetapi, ada pembatasan bagi cara menjadi pemilik itu. Dari bahan tidak bertuan orang hanya boleh mengambil sebanyak dapat dikonsumsi oleh orang itu sendiri (bersama keluarga dan kenalan) sehingga masih tertinggal cukup banyak dan sama baik mutunya untuk orang lain. Dalam pandangan Locke ini, sudah tampak beberapa ciri kaptalisme liberal yang dengan tegas akan ditolak oleh Karl Marx.
·         Adam Smith dan pasar bebas
Tokoh lain yang pantas dibahas dalam rangka liberalisme adalah orang Skotlandia, Adam Smith (1723 – 1790). Karena buku yang berjudul “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of  Nations” Adam Smith dianggap sebagi perintis ilmu ekonomi. Adam Smith menjadi terkenal karena dengan gigih membela pasar bebas di bidang ekonomi. Seperti Locke, Smith pun memandang pekerjaan sebagai sumber hak milik. Karena itu, ia melihat tenaga kerja sebagai “milik yang paling suci dan tidak boleh diganggu gugat”. Smith merinci lagi bahwa manusia secara khusus memiliki produktivitas dari pekerjaannya, dan terutama produktivitas kerja itulah yang menghasilkan kemakmuran. Karena produktivitas kerja, suatu ekonomi dapat tumbuh. Dalam konteks ini, Smith menggaris bawahi pentingnya pembagian kerja yang sangat membantu untuk meningkatkan produktivitas kerja.
·         Marxisme dan Kritiknya atas milik pribadi
Marxisme merupakan ajaran sosial – ekonomis – politik yang sangat kompleks dan tidak mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsur yang sebenarnya hakiki juga. Kita ingin memandang marxisme sebagai kritik atas teori liberalistis tentang milik yang serentak juga merupakan usaha untuk menyajikan suatu alternatif. Usaha itu meliputi dua aspek : aspek ilmiah dan aspek etis.

2.      Pertentangan dan Perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme
Liberalisme hak untuk mempunyai milik pribadi sebagai suatu kebebasan dasar bagi setiap manusia, sedangkan sosialisme menilai masyarakat diatur tidak adil, terutama karena lembaga milik pribadi. Pada kenyataannya berbagai negara, liberalisme dan sosialisme mempunyai sejarahnya sendiri yang tidak selalu melintasi pola – pola yang sama. 
·         Liberalisme
Inti pemikiran liberalisme adalah tekanannya pada kebebasan individual. Tugas pokok negara menurut pandangan liberalisme secara klasik dilukiskan sebagai “negara jaga malam”, karena negara harus membatasi diri pada perlindungan dan pengamanan para warga negara.
Pokok-pokok Liberalisme Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
-        Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
-        Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason Equally.)
-        Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)
-        Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.
-        Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual)
-        Negara hanyalah alat (The State is Instrument).  Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri.  Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
-        Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism).Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.




Dua Masa Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan.  Ada dua macam Liberalisme, yakni Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern.  Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16.  Sedangkan Liberalisme Modern mulai muncul sejak abad ke-20. Namun, bukan berarti setelah ada Liberalisme Modern, Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau tergantikan oleh Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilai-nilai dari Liberalisme Klasik itu masih ada.  Liberalisme Modern tidak mengubah hal-hal yang mendasar ; hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain, nilai intinya (core values) tidak berubah hanya ada tambahan-tanbahan saja dalam versi yang baru.  Jadi sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak pernah berakhir.
Dalam Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah diagungkan. Setiap individu memiliki kebebasan berpikir masing-masing – yang akan menghasilkan paham baru. Ada dua paham, yakni demokrasi (politik) dan kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu adalah kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan.  Jadi, tetap ada keteraturan di dalam ideologi ini, atau dengan kata lain, bukan bebas yang sebebas-bebasnya.
                                             
·         Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan.Titik berat paham ini pada masyarakat bukan pada individu sebagai suatu aliran pemikiran / paham tidak dapat dilepaskan dari pengaruh “liberalisme”.Inti dari paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya sosialisme. Hal ini ditandai dengan penentangan terhadap ketimpangan kelas-kelas sosial yang terjadi pada negara feodal.
Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap liberalisme abad ke 19. Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar.
Sosialime adalah suatu reaksi atas ketidak beresan dalam masyarakat dalam yg disebabkan oleh liberalism . sosialisme berasal dari kata latin socius yg berate teman atau kawan sosialisme memandang manusia sebagai mahluk social atau seebagai sesame yang hidup dengan sesame lainya .masyarakat yg diatur oleh sosialisme mempunyai rasa soliditas yg tinggi . sosialisme terbagi menjadi dua yaitu :
1)         Sosialisme komunistis
Sosialime komunistis atau komunime menolak milik pribadi menurut mereka milik harus menjadi milik bersama atau milik kolektif tetapi sebagaimana telah diketahui karl marx menolak segala bentuk milik pribadi marx beserta pengikutnya membedakan antara pemilikan barang konsumsi dan pemilikan barang sarana produksi , komunisme tidak berkeberatan dalam pemilikan secara pribadi barang barang konsumsi .
2)         Sosialisme demokratis
Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat diatas individu tetapi berbeda dengan komunisme mereka tidak bersedia mengorbankan sistem pemerintahan yg demokratis yg merka anggap sebagai sebuah perolehan modern yg sangat berharga oleh krena itu mereka ingin mewujudkan cita cita sosialistis melaluijalan demokratis , marx dan engels pernah menyerukankaum buruh sedunia bersatulah maka denga itu mereka terjun ke dunia politik dengan mendirikan partai sosialis yang tulang punggungnya serikat buruh

·         Kekuatan dan kelemahan
            Liberalisme
kekuatan liberalism adalah milik pribadi diakui sebagai cara penting untuk mewujudkan kebebasan pribadi .
tetapi kelemahanya yg utama adalah mereka kurang memperhatikan kaum miskin dan orangyg kurang beruntung didalam masyarakat berindustri kalau bisa dikatakan secara ekstrem yaitu miskin sama dengan mlas dengan anggapan apabila bekerja keras maka akan maju
            sosialisme
Kekuatan sosialisme adalah mereka menemukan dimensi transindividualisme dari milik .milik selalu mempunyai suatu fungsi social dan tidak boleh dibatasi pada kepentingan pribadi aja .
Kelemahan nya adalah ekonomi yang direncanakan dengan ketat dari atas ternyata tidak berhasil .perusahaan perusahaan yg dikelola oleh Negara ditandai dengan inefisiensi
menuju perdamaian
liberalism dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideology antagonis yg berjuang merebut hegemoni dipanggung politik ekonomi selama kurang lebih setengah abad pada saat sekarang tampaknya dua ideology ini tampaknya mencapai titik perdamaian walaupun belum terlihat suatu sintetis yg jelas , keseimbangan dua ideology ini rupanya sudah tercipta dengan memanfaatkan kelebihan kelebihan masing masing dan mengesampingkan kelemahanya ,pada saat ini kita menyaksikan suatu situasi paradoksal dimana dua ideology ini secara bersamaan berhasil dan serentak pula berhasil

3.      Kapitalisme dan demokratisasi
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku di Eropapada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.

Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat kearah demokrasi. Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan. Keputusan deomkratis adalah keputusan rata – rata semua warga negara.

4.      Etika pasar bebas
david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi itu tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga pribadi secara sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada kenyataanya situasi diatas tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
keuntungan sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem keuangan .
maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis yang bisa berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi.
5.      david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi itu tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga pribadi secara sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada kenyataanya situasi diatas tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
6.      keuntungan sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagainomis yang bisa berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi

7.      david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi itu tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga pribadi secara sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada kenyataanya situasi diatas tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
8.      keuntungan sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis yang bisa berhasil . salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲